Selasa, 19 Juni 2012

Penilaian PBB


KONSEP DASAR PENILAIAN

  1. Pengertian Penilaian
Secara arafiah penilaian adalah merupakan suatu kegiatan, yang dilakukan oleh penilai, untuk mengestimasi nilai dari suatu property. Dalam teks ilmu penilaian yang saat ini sudah banyak beredar baik di dalam maupun diluar negeri, penilaian sering diartikan sebagai suatu kegiatan yang merupakan gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni (science and art) dalam mengestimasi nilai atas suatu kepentingan yang terdapat dalam suatu property untuk tujuan tertentu pada saat (tanggal) yang telah ditentukan serta dengan mempertimbangkan berbagai karakteristik yang ada pada property tersebut dan jenis-jenis investasi yang ada dipasar.
Sebagai sebuah ilmu pengetahuan (science) penilaian didasarkan pada analisis dan kajian terhadap antara lain keadaan perekonomian, karakteristik investasi, perhitungan matematika, tehnologi bangunan. Sedangkan sebagai sebuah seni (art) dalam membuat kesimpulan nilai, penilaian banyak dipengaruhi oleh opini yang dibuat oleh penilai sendiri setelah menganalisis faktor yang mempengaruhi nilai tersebut.
Penilai, sebagai mana yang didefinisikan dalam Standard Penialai Indonesia (SPI) adalah orang perseorangan yang melakukan kegiatan penilaian sesuai dengan keahlian dan profesionalisme yang dimiliki dan menjadi anggota asosiasi profesi penilai yang diakui oleh Pemerintah serta mengacu kepada  Standard Penilaian Indonesia (SPI), Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI), dan satndard keahlian lainnya yang terkait dengan kegiatan penilaian. Nilai sebagai kesimpulan dari proses penilaian adalah merupakan suatu harapan keuntungan yang diperoleh atas kepemilikan suatu property.

  1. Nilai dan Harga
Dalam kehidupan sehari-hari, nilai dan harga sering sekali sangat susah untuk dibedakan, atau bahkan sering-sering kita mengganggap kedua hal tersebut adalah sama saja. Namun dalam ilmu penilaian kedua hal tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Perbedaan pengertian diantara kedua hal tersebut sangat perlu dipahami oleh seorang penilai, khususnya penilai PBB. Pemahaman tersebut sangat berkaitan dengan pemberian pelayanan kepada wajib pajak, yang umumnya menganggap nilai jual (dalam hal ini Nilai Jual Objek Pajak) dan harga jual adalah dua hal yang sama. Pertanyaan-pertanyaan yang paling sering dihadapi oleh petugas pajak berkaitan dengan hal ini antara lain bagaimana mungkin rumah saya bisa dihitung nilai jualnyawong tidak dijual?

Nilai (value) didefinisikan sebagai sejumlah uang yang “sepatutnya” diterima oleh penjual dan dibayarkan oleh pembeli pada kondisi pasar wajar. Harga (price) adalah sejumlah uang yang disepakati (yang terjadi) antara penjual dan pembeli atas satu transaksi. Jadi Nilai adalah apa yang sepatutnya diterima (masih berupa harapan) sedangkan harga adalah apa/berapa yang telah disepakati (riil yang terjadi pada sebuah transaksi).
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa nilai bisa lebih tinggi ataupun lebih rendah dari harga, namun bisa juga nilai dan harga pada satu saat tertentu sama. Hal ini sangat tergantung dari kondisi pada saat transaksi . Nilai akan lebih tinggi dari harga ketika penjual tidak banyak mempunyai opsi. Demikian sebaliknya Nilai akan lebih rendah dari harga apabila pembeli tidak banyak mempunyai opsi pada saat transaksi. Nilai dan harga akan sama apabila transaksi terjadi pada kondisi pasar wajar, artinya antara pembeli dan penjual memenuhi syarat :
  1. Mempunyai kemauan yang sama untuk bertransaksi (willingness)
  2. Memiliki informasi yang sama/simetris terhadap apa yang akan ditransaksikan
  3. Terdapat waktu yang cukup antara penjual dan pembeli untuk melakukan negosiasi
  4. Pasar dalam keadaan terbuka, dalam arti setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut bertransaksi
  5. Antara penjual dan pembeli tidak ada hubungan istimewa.

  1. Jenis Nilai
Istilah nilai biasanya tidak berdiri sendiri tetapi diikuti dengan keterangan lain, sehingga pengertian nilai akan menjadi lebih spesifik. Terdapat beberapa jenis nilai yang dapat mengapresiasi manfaat yang sepatutnya diterima atas kepemilikan suatu property. Jenis Nilai yang paling sering digunakan antara lain :

  1. Nilai Pasar Wajar (fair market value)
Nilai pasar wajar adalah nilai yang diperoleh dari transaksi yang terjadi pada kondisi pasar  wajar, artinya transaksi terjadi dimana antara pejual dan pembeli dapat memenuhi kondisi pasar wajar.

  1. Nilai Modal (capital value)
Nilai modal adalah nilai yang ditetapkan untuk memperoleh atau mendapatkan hak atas kepemilikan suatu harta atau benda

  1. Nilai Sewa (rental value)
Nilai sewa adalah nilai yang ditetapkan untuk memperoleh atau mendapatkan hak atas kepemilikan suatu property untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati

  1. Nilai Penjualan (sales value)
Nilai penjualan adalah suatu nilai yang ditetapkan oleh penjual atas kepemilikan suatu property apabila property tersebut akan dijual

  1. Nilai Potensi (potensial value)
Nilai potensi adalah nilai yang ditetapkan atas suatu property berdasarkan pada potensi pendapatan yang mungkin diperoleh  dimasa yang akan datang atas kepemilikan property tersebut saat ini

  1. Nilai spekulasi (speculation value)
Nilai spekulasi adalah nilai yang ditetapkan atas kepemilikan suatu property berdasarkan pada ramalan pada masa yang akan datang

  1. Nilai penggunaan (usage value)
Nilai penggunaan adalah nilai yang ditetapkan atas suatu property yang didasarkan pada keperluan dalam menggunakan property tersebut

  1. Nilai Pertukaran (exchange value)
Nilai pertukaran adalah nilai yang ditetapkan atas pemilikan suatu property saat ini, seandainya property tersebut akan ditukarkan kemudian hari

  1. Nilai sentimental (centimental value)
Nilai sentimental nilai yang ditetapkan atas kepemilikan suatu property yang sangat berat untuk melepaskannya karena sangat sayang terhadap property tersebut

  1. Nilai sisa (Scrap value)
Nilai yang ditetapkan atas kepemilikan suatu property pada saat tidak dapat dipergunakan kembali/tidak sesuai fungsinya

  1. Nilai jual paksa (forced sale value)
Nilai jual paksa adalah nilai yang ditetapkan atas kepemilikan suatu property pada saat property tersebut dijual secara paksa, seperti lelang. Biasanya nilainya akan lebih rendah dari nilai pasar wajar.

  1. Nilai Buku (book value)
Nilai buku adalah nilai suatu property berdasarkan pada catatan pembukuan setelah dikurangi dengan penyusutan yang ditujukan utnuk tujuan akuntansi atau perpajakan

  1. Ciri-ciri Nilai
Suatu property akan mempunyai nilai apabila dapat memenuhi beberapa syarat atau ciri tertentu. Eldred dalam bukunya yang berjudul Real Estate Analysis and Strategy menyebutkan syarat suatu property akan mempunyai nilai apabila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Demand (permintaan)
Suatu property akan mempunyai nilai apabila ada permintaan atas property tersebut. Dalam analisis demand meliputi :
  • pertumbuhan kota (city growth) berkaitan dengan jumlah populasi, pendapatan penduduk dan kemampuan penduduk secara finansial yang dapat mempengaruhi pasar (market area)
  • pembeli potensial berkaitan dengan preferensi, selera dan ekspektasi mereka (potensial market)
  • kemampuan masyarakat untuk melakukan peminjaman (mortgage segmentation)
  • ketersediaan sumber dana yang bisa diakses oleh masyarakat (mortgage availability)
Berdasarkan atas analisis demand tersebut, maka akan dapat diketahui besarnya effective demand, yang nantinya akan dapat menentukan besarnya pembeli potensial dalam suatu area pasar. Untuk mendapatkan data yang valid dalam menganalisis demand tidak cukup hanya berdasarkan pada secondary data, namun harus dilakukan riset pasar sehingga diperoleh data primer.
  1. Utility (manfaat)
Utility berkaitan dengan manfaat/keuntungan yang dapat diperoleh oleh seseorang atas kepemilikan suatu property. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis yang berkaitan dengan utility antara lain :
  • Hukum dan perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan penggunaan property
  • Hak dan batasan dalam penggunaan property
  • Lokasi dan lingkungan
  • Berkaitan dengan fisik seperti ukuran, bentuk, pajang, lebar depan, topografi, serta zoning

  1. Scarcity (kelangkaan)
Suatu property umumnya akan memiliki nilai yang semakin tinggi jika semakin langka property tersebut. Analisis scarcity berkaitan dengan supply dipasar atau besarnya substitusi yang tersedia. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis scarcity antara lain :
  • Suplier, berkaitan dengan keberadaan jumlah serta kemampuan suplier untuk mensupply property tersebut
  • Kompetitor, berkaitan dengan keberadaan kompetitor serta kemampuannya untuk mensupply substitusi dari property sejenis
  • Faktor yang menentukan supply seperti ketersedian sumber, tehnologi dll

  1. Transferbility (dapat dipindahkan)
Selain berkaitan dengan dapat atau tidaknya suatu property untuk dipindahtangankan, analisis transferbility juga sangat berkaitan dengan proses dalam transfer tersebut. Proses transfer atas suatu property meliputi proses marketing, negotiating, and closing. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui berapa nilai yang diinginkan atas suatu property oleh penjual maupun pembeli. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis ini adalah :
  • Peran perantara atau broker
  • Konsep promosi yang diterapkan
  • Konsep negosiasi
  • Jenis transfer
  • Biaya transaksi

Keempat ciri tersebut diatas (sering disingkat D U S T) keberadaanya bersifat komulatif, artinya untuk dapat mempunyai nilai suatu properti harus memenuhi keempat ciri tersebut secara bersama-sama. Secara matematis dapat diformulasikan  sbb :
V = f (D, U, S, T)
Dimana : V :  adalah nilai property
D : adalah permintaan
S : adalah scarcity
T : adalah transperbility

  1. Prinsip Dasar Penilaian
Pada proses penilaian property hendaknya memperhatikan prinsip ekonomi umum yang berlaku untuk semua jenis property dan semua jenis nilai. Prinsip dasar tersebut antara lain :

  • Prinsip Antisipasi (the principle of anticipation)
Nilai adalah merupakan harapan keuntungan yang diperoleh pada masa yang akan datang atas kepemilikan property saat ini. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya nilai suatu property sangat tergantung dari harapan yang dapat diperoleh dimasa mendatang jika membeli property tersebut saat ini. Harapan yang dimiliki oleh penjual serta calon pembeli ini akan sangat mempengaruhi nilai pasar dari property tersebut.

  • Prinsip substitusi (the principle of substitution)
Semakin banyak tersedia barang atau jasa sejenis yang mempunyai manfaat yang sama, maka barang atau jasa yang harganya paling rendah yang akan paling banyak diminati.

  • Prinsip perubahan (the principle of change)
Dalam dunia nyata segala sesuatu umunya bersifat dinamis, artinya akan selalu mengalami perubahan dari waktu kewaktu. Demikian juga dengan kepentingan dan harapan yang dapat diperoleh atas suatu property. Perubahan tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap nilai property. Berdasarkan pada kenyataan tersebut maka dalam membuat satu kesimpulan nilai dari sebuah proses penilaian dibutuhkan satu tanggal tertentu sebagai tanggal penilaian.

  • Prinsip Kompetisi (the principle of competition)
Dalam kondisi pasar terbuka, kompetisi/persaingan akan semakin tinggi untuk sektor yang dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi. Demikian juga pada sektor property, yang akhirnya akan berpengaruh pada tingkat keuntungan dari para pihak.

  • Prinsip penawaran dan permintaan (the principle of supply and demand)
Harga adalah merupakan fungsi dari permintaan dan penawaran. Nilai suatu property juga sangat dipengaruhi oleh interaksi dari permintaan dan penawaran. Semakin tinggi penawaran suatu property dalam kondisi permintaan tetap maka harga akan cenderung turun, demikian sebaliknya semakin tinggi permintaan dalam kondisi penawaran tetap maka harga akan meningkat pula. Hal ini yang mempengaruhi kenapa harga tanah cenderung selalu meningkat.

  • Prinsip kontribusi (the principle of contribution)
Hal ini berkaitan dengan seberapa besar pengaruh dari satu bagian dari property terhadap keseluruhan nilai property tersebut. Atau sebaliknya seberapa besar pengurangan nilai suatu property secara keseluruhan bila bagian dari property tersebut tidak ada atau dianggap tidak ada.

  • Prinsip pengembalian modal yang bertambah dan berkurang (the principle of increasing and decreasing return)
Dalam suatu  proses produksi, jika satu faktor produksi ditambahkan secara terusmenerus dengan asumsi faktor produksi lainnya tetap, maka tingkat keuntungan yang diperoleh mula-mula akan terus meningkat seiring dengan penambahan faktor tersebut. Penambahan tingkat keuntungan tersebut akan semakin menurun, hingga pada satu titik tertentu akibat pemambahan satu faktor produksi tersebut, kenaikan keuntungan yang diperoleh perlahan akan tidak berpengaruh lagi terhadap keuntungan dan bahkan akan sampai pada tingkat mengurangi keuntungan/membikin rugi.

  •  Prinsip penggunaan tertinggi dan terbaik (the principle of the highest and best use)
Suatu property akan mempunyai nilai yang maksimal apabila atas penggunaan property tersebut dapat memberikan harapan keuntungan yang maksimal. Faktor yang dominan berpengaruh dalam hal ini adalah secara fisik memungkinkan, didukung oleh aturan perizinan, serta secara finansial memungkinkan untuk memperoleh keuntungan saat ini maupun pada masa yang akan datang.

  1. Tujuan Penilaian
Kesimpulan nilai yang diberikan pada suatu proses penilaian sangat tergantung dari tujuan penilai itu sendiri. Setiap penilai yang menerima tugas penilaian wajib terlebih dahulu mengetahui tujuan dari tugas penilaian itu. Hal ini penting, mengingat untuk tujuan berbeda maka diperlukan metode dan pendekatan penilaian yang berbeda pula.
Beberapa tujuan penilaian yang sering dijumpai antara lain :
  • Perpajakan (PBB, BPHTB)
  • Ganti rugi
  • Jual beli
  • Agunan
  • Asuransi
  • Pengembangan tanah dll


  1. Tanggal Penilaian
Tanggal tertentu yang ditetapkan sebagai tanggal penilaian sangat perlu untuk ditentukan oleh penilai, hal ini berkaitan dengan perubahan yang kemungkinan terjadi atas property yang dinilai. Perbedaan tanggal penilaian akan mengakibatkan perbedaan kesimpulan nilai yang definisikan.

  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai
Nilai suatu propery adalah merupakan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan atas analisis dari faktor-faktor yang mempengaruhi nilai. Beberpa faktor yang signifikan mempengaruhi nilai antara lain :
  • Faktor fisik
Faktor fisik disini yaitu berkaitan dengan kondisi/keadaan yang melekat pada fisik dari objek yang dinilai seperti bentuk, ukuran dll
  • Faktor Lokasi/lingkungan
Faktor lingkungan berkaitan dengan keadaan lingkungan disekitar serta asseibilitas seperti lokasi, letak, keadaan lingkungan dll
  • Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang paling berpengaruh terhadap nilai adalah faktor pemintaan dan penawaran
  • Faktor Hukum
Faktor hukum berkaitan dengan zoning, kepemilikan, situasi politik dll

  1. Pendekatan Penilaian
Pendekatan penilaian atau sering disebut sebagai metode penilaian yang umum diterapkan dalam proses penilaian terdiri dari :
  1. Pendekatan Data Pasar atau pendekatan perbandingan penjualan (sales/market data approach)
Penilaian dengan pendekatan ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai dari objek yang akan dinilai dengan objek lain yang sejenis dan telah diketahui harga pasarnya. Analisis penentuan nilai dilakukan dengan mengukur tingkat kesamaan dan perbedaan dari objek yang dinilai dengan data pembanding, untuk mengetahui besarnya penyesuaian (adjusment) yang harus diberikan.
Setelah semua faktor yang dianalisis diketahui besarnya penyesaian yang diberikan maka akan dapat disimpulkan nilai dari bjek yang dinilai.
Faktor yang sering dilakukan penyesuaian antara  lain :
  • Berkaiatn dengan fisik seperti bentuk, ukuran, luas dll
  • Berkaitan dengan Lingkungan seperti lokasi, keberadaa objek dll
  • Berkaitan dengan faktor ekonomi seperti kondisi pasar, waktu, jenis transaksi
  • Berkaitan dengan faktor hukum seperti kepemilikan, peruntukan, zoning dll

  1. Pendekatan Pendapatan (income approach)
Penilaian dengan pendekatan pendapatan didasarkan pada tingkat keuntungan yang dapat hasilkan oleh property tersebut saat ini dan masa yang akan datang.
Nilai dari objek yang dinilai ditentukan dengan mengkapitalisasikan pendapatan bersih yang diperoleh property tersebut dengan satu tingkat kapitalisasi tertentu.

  1. Pendekatan Biaya (cost approach)
Nilai suatu objek/property ditentukan dengan menghitung jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membangun baru (production cost new ) atau biaya penggantian baru (reproduction cost new) dikurangi dengan penyusutan yang terjadi.

  1. Rekonsiliasi nilai
Dalam suatu proses penilaian dapat dilaksanakan dengan satu metode/pendekatan penilaian tapi biasanya dilakukan lebih dari satu metode atau pendekatan penilaian. Hal ini dilakukan untuk dapat memperoleh nilai yang lebih objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management